Siapkah Indonesia
menghadapi MEA?
MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN, memang sudah berlaku di tahun 2016 yang
menghilangkan hambatan lalu lintas barang & jasa di negara-negara ASEAN.
Bagi para profesional, artinya kita
bisa lebih mudah bekerja di negara-negara ASEAN lainnya, namun juga ada ancaman
terhadap profesional asing yang bisa masuk bekerja di negara kita, bersaing
secara langsung dengan Sumber Daya Manusia Indonesia.
Apa yang dimaksud dengan
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA ) ?
MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.
Apa Tujuan diadakannya MEA ?
Tujuan utama MEA 2015 yang ingin menghilangkan secara signifikan hambatan - hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan tersebut, diimplementasikan melalui 4 pilar utama, yaitu :
- ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional. (single market and production base) dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas.
- ·ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (competitive economic region), dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce.
- ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata ( equitable economic development ) dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah.
- ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global ( integration into the global economy ) dengan elemen pendekatan hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
Ciri
- Ciri utama MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ) ?
- Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
- Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
- Daerah - daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
Apakah MEA
memberikan peluang untuk Indonesia ?
Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal untuk
mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam
perkembangan pasar.
MEA
akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung
berkurang bahkan menjadi tidak ada. Pada sisi investasi, kondisi ini dapat
mendukung masuknya Foreign Direct
Investment (FDI) yang dapat memajukan pertumbuhan ekonomi melalui
perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya
manusia ( Human Capital ) dan akses
yang lebih mudah kepada pasar dunia. Indonesia akan bergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA ).
Lalu apa yang menjadi hambatan dan risiko
bagi Indonesia dengan adanya MEA ?
Dengan adanya perdagangan bebas,
kita mampu meningkatkan ekspor akan tetapi kita juga harus waspada akan resiko
kompetisi ( Competition Risk ) yang
muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke
Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk - produk
luar negeri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Indonesia sendiri.
Dari sisi investasi, Indonesia
masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan
tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam
oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki
jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lain nya. Tidak
tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat
merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di
Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan
sumber daya alam yang terkandung.
Bagaimana MEA akan mempengaruhi dunia
ketenagakerjaan ?
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan
yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan
kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu,
akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih
mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu.
MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para
wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.
Tapi perlu diingat bahwa hal ini dapat memunculkan
risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan
produktivitas, Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal Luar
negeri. Permasalahan yang ada dari sisi tenaga kerja tidak terlepas dari
kualitas yang rendah, seperti tingkat pendidikan dan keahlian yang belum
memadai.
Pendidikan di Indonesia masih dijegal berbagai isu
sehingga masih banyak lulusan kita yang belum siap memenuhi permintaan
industri. Bahkan menurut evaluasi Program
for International Student Assessment ( 2012 ), kemampuan berhitung, sains, dan membaca anak
Indonesia untuk usia 15 tahun menempati peringkat ke-64 dari 65 negara. Untuk mengejar
ketertinggalan, kita butuh wawasan yang lebih luas dari pendidikan berstandar
Bagaimana mempersiapkan tenaga kerja
Indonesia dalam menghadapi MEA?
Indonesia harus melihat MEA
sebagai peluang yang terbuka untuk memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia
yang ada dengan meningkatkan daya saing, menyediakan pendidikan dan kesehatan
yang memadai, dan memberikan edukasi terhadap pentingnya MEA.
Kementerian Kominfo di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga, untuk masuk ke dunia
profesional sekarang ini, Sumber Daya Manusia Indonesia haruslah mempunyai
ijazah akademis, sertifikasi kompetensi, dan sertifikasi profesi.
Mungkin ada keluhan dari kita kenapa banyak sekali tuntutan ijazah dan sertifikasi untuk dapat bekerja, apakah pengalaman kerja saja tidak cukup ? Di dalam dunia tenaga kerja saat ini, mendapatkan tenaga kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
Mungkin ada keluhan dari kita kenapa banyak sekali tuntutan ijazah dan sertifikasi untuk dapat bekerja, apakah pengalaman kerja saja tidak cukup ? Di dalam dunia tenaga kerja saat ini, mendapatkan tenaga kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
Apabila calon tenaga kerja tidak dapat menunjukkan
portofolio pekerjaan yang tepat, maka sertifikasi akademis, profesi, dan
kompetensilah yang akan menjadi landasan perusahaan menerimanya.
Profesional di bidang teknik, arsitek, dan tenaga survei tergabung dalam profesi insinyur Indonesia, menjadi ujung tombak dari kompetisi pasar tenaga kerja MEA 2016.
Profesional di bidang teknik, arsitek, dan tenaga survei tergabung dalam profesi insinyur Indonesia, menjadi ujung tombak dari kompetisi pasar tenaga kerja MEA 2016.
Jadi,
siapkah Indonesia menghadapi MEA?
Jawabanya
kembali ke pribadi yang langsung terjun ke MEA
DAFTAR PUSTAKA
- -http://www.gajimu.com/main/tips-karir/peluang-dan-tantangan-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean
- http://pkbi.or.id/siapkah-indonesia-menghadapi-mea/
- http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/
- http://inet.detik.com/read/2016/01/14/074608/3118080/398/siapkah-kita-menghadapi-tantangan-mea-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar