KRL JABODETABEK
Tepat tahun 2000,
dimulainya abad 21 di awal millennium baru menjadi titik bermulanya era
modernisasi armada kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek, dengan datangnya
armada KRL berfasilitas pendingin udara (AC) pada setiap keretanya.
Dihibahkannya 72 unit KRL AC seri 6000 milik biro transportasi Pemerintah
Daerah Kota Tokyo (Tokyo metropolitan Government/Toei), Jepang kepada Pemerintah Republik Indonesia menjadi awal sejarah
hadirnya KRL AC eks Jepang di Indonesia. Terbukti setelahnya, seri seri lain
krl eks jepang berdatangan dan meramaikan lintas Jabodetabek
1.
KRL Toei Seri 6000
Seri Pembuka Hadirnya Krl – Krl Ac
eks Jepang di Indonesia ini juga di kenal dengan sebutan “ KRL Hibah “ Karena
statusnya yang merupakan hibah dari Pemerintah kota Tokyo,Jepang untuk
pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2000. Sebanyak 72 Unit diberikan untuk
di operasikan di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Di Jepang, Krl ini
beroperasi sebagai kereta bawah tanah (Subway
/ Metro) di jalur Toei Mita. Krl berbodi Stainless - steel ini di bangun
bersama oleh Hitachi, Alna dan Nippon Sharyo di Jepang, mulai tahun 1968.
Walapun memiliki formasi asli 6 kereta per rangkaiannya, Toei seri 6000 di
datangkan dalam bentuk tak berurutan dan membuat Krl ini mengalami beberapa
kali perubahan formasi rangkaian , bahkan ada 3 rangkaian yang beroperasi
dengan membuat kabin masinis rakitan untuk menjadi satu trainset tersendiri,
karena di datangkan tanpa kereta berkabin masinis. Standar formasi operasi Krl
ini di jabodetabek adalah 8 kereta per rangkaiannya , namun masih ada formasi
yang di biarkan asli 6 kereta per rangkaiannya, ada pula yang 4 kereta per
rangkaiannya. seri Krl ini memiliki citra sedikit negative akibat unit Ac yang
seringkali tak dapat mendinginkan ruang penumpang dengan sempurna. Namun saat
ini telah di lakukan normalisasi Ac agar dapat berfungsi menyejukan udara
secara optimal.
2.
KRL JR East Seri 103
Datang tahun 2004, Krl seri 103 eks
East
Japan Railway Company ( JR East )
adalah seri pertama Krl Eks JR East yang
hadir di Jakarta. Seri 103 adalah KRL dengan populasi terbanyak di jepang, dan
rekor tersebut masih bertahan hingga saat ini. Formasi asli seri 103 yang
beroperasi di Jakarta adalah 10 kereta per rangkaiannya sewaktu beroperasi di
jalur Musashino dan keiyo. Namun hanya sebanyak 16 unit (4 rangkaiannya) hasir
ke Jakarata, setelah formasi rangkaian disusutkan menjadi 4 kereta per rangkaian
saja. Krl ini juga masih berteknologi Rheostatik dengan bodi dari bahan Mild Steel.
Seri Krl yang dibangun bersama oleh Kawaski, Nippon Sharyo, Toktu Car dan
Teikoku ini terdiri dari 2 tampilan kabin masinis yakni berkabin masinis rendah
dan berkabin masinis tinggi. 103 dengan kabin masinis rendah adalah rangkaian
yang di produksi pada awal – awal kemunculan seri ini, sedangkan rangkaian
berkabin tinggi adalah rangkaian dengan tahun pembuatan lebih muda. Karena di
buat dari bahan mild steel tampilan body
Krl ini bisa diberi aneka warna. Seri 103 ini telah mengalami perubahan
tampilan ke berbagai warna bodi selama hamper 12 tahun beroperasi di Indonesia.
Warna asli bawaan dari jalur Musashino dan keiyo pada saat itu adalah jingga,
sebelum di ubah menjadi kombinasi coklat dan kuning pada tahun 2006, kemudian
berganti menjadi warna biru dengan kombinasi biru muda mulai tahun 2008. Pada
kesempatan pemeliharaan akhir (PA) kemudian di tahun 2010 dan 2011, Krl ini
berganti skema warna menjadi putih dengan garis warna kombinasi jingga dan
hijau, terinspirasi dari salah satu warna seri 103 yang beroperasi di Jepang
dan pada tahun 2014 Krl seri 103 kembali berganti seragam kali ini dengan skema
warna khas KCJ, menjadi putih pada warna dasar dengan garis kombinasi Merah –
Putih – Kuning dengan warna muka merah dengan garis kuning
3.
KRL
Tokyu Seri 8000
Tahun 2005 dipo Krl di Jabodetabek
kembali kehadiran penghuni baru. Krl seri 8000 dari Tokyo Kyuko Electric Railway (Tokyu Dentetsu) yang berbodi
stainless stell ini sebelumnya beroperasi di jalur Tokyu Oimachi dan Toyoko
Tugas Krl seri 8000 di tanah asalnya berakhir pada tahun 2005, dan setelahnya
memulai tugas barunya di Jakarta. Krl yang di bangun oleh anak perusahaan Tokyu
Corporation. Yaitu Tokyu Car Corporation sejak tahun 1970 ini Krl berteknologi Chopper
yang pertama kali beroperasi di Indonesia Sebanyak 24 Unit yang terbagi dalam 3
rangkaian. 2 rangkaian pertama hadir pada tahun 2005 sedangkan 1 rangkaian
berikutnya datang pada akhir 2007.
4.
KRL
Tokyu Seri 8500

Menyusul saudara tuanya seri 8000 seri tokyu 8500 eks jalur Tokyu Denentoshi
mulai berdatangan ke Jakarta sejak tahun 2006. Walaupun formasi asli saat
beroperasi di jepang adalah 10 kereta per
rangkaiannya,
namun hanya 64 unit kereta ( 8 rangkaian) dengan formasi 8 kereta per
rangkaiannya yang di impor ke Indonesia secara bertahap 3 rangkaian pertama
datang pada tahun 2006 disusul 2 rangkaian pada tahun 2007 , 2 rangkaian pada
tahun 2008 dan 1 rangkaian yang terakhir pada tahun 2009. Khusus rangkaian yang
terakhir adalah KRL pertama yang datang setelah terbentuknya anak perusahaan PT
Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menangani pengoperasian KRL Jabodetabek yakni
PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ)
5.
KRL Tokyo Metro Seri
5000
Seri 5000 eks jalur
Tokyo Metro Tozai adalah seri pertama Krl Tokyo Metro yang menghabiskan
kehidupan kedua nya di Jakarta. Hadir di Indonesia mulai akhir 2006 dan mulai
berdinas pada tahun 2007, kehadiran seri ini kembali menambah variasi armada Krl
sejumlah 30 unit
( 3 Rangkaian ) dengan
formasi asli 10 kereta tiap rangkaiannya hadir secara bertahap, dimulai dari
rangkaian pertama pada akhir 2006, dan diikuti 2 rangkaian berikutnya pada tahun
2007. Pada kenyataannya Krl ini beroperasikan di Jakarta hanya dengan formasi 8
kereta per rangkaiannya , karena prasarana yang belum mendukung.di lintas pada
masa itu , Krl bawah tanah (subway)berbodi stainless stell yang diproduksi oleh
Kawasaki , Tokyu car, Teikoku dan kinki ini beroperasi di jepang mulai 1966 dan
memasuki masa akhir operasi pada tahun 2006.
6.
KRL
Toyo Rapid Seri 1000
Seri Ini sejatinya adalah hasil
modifikasi dari seri Tokyo Metro 5000 yang di beli oleh perusahaan kereta api
Toyo Rapid Railway, Krl berbodi Stainless – Steel ini di produksi oleh
Kawasaki, Tokyu Car, Teikoku dan Kinki mulai 1966 dan dimodifikasi dari seri
5000 menjadi seri 1000 pada tahun 1994. Modifikasi meliputi penggantian
tampilan muka Krl, Penggantian Bentuk kaca jendela pintu, serta rehabilitasi
pada interior dan mengganti warna garis eksterior rangkaian kereta. Seri KRL
ini datang di Jakarta juga bersama dengan seri Tokyo metro 5000 total 30 unit
(3 rangkaian) dengan formasi asli 10 kereta tiap rangkaiannya datang bertahap,
mulai dari rangkaian pertama pada akhir 2006, disusul 2 rangkaian berikutnya
pada tahun 2007.
7.
KRL
Tokyo Metro Seri 7000
Tahun 2010 adalah tahun pembuka
kedatangan Krl – Krl eks Tokyo Metro dalam jumlah banyak, sei ini yang
sebelumnya bertugas sebagai kereta bawah tanah (subway) di jalur Tokyo Metro Yurakucho ini didatangkan sebanyak 40
unit (4 rangkaian) berformasi 10 kereta per rangkaian. Seri 7000 yang dubangun
bersama oleh okyu Car, Kawasaki dan Nippon Sharyo ini adalah Krl Berbodi
Aluminium Alloy pertama yang beroperasi di Indonesia. KRL berteknologi Chopper
ini juga menjadi Krl pertama yang langsung diberikan fasilitas kereta khusus
wanita (KKW) sejak awal pengoperasiannya yang diresmikan bersama dengan
pengoperasian Krl seri ini pada 19 Agustus 2010. Awalnya Krl seri 7000 ini
direncanakan langsung beroperasi dengan formasi 10 kereta per rangkaiannya
mengingat pada waktu itu prasarana pendukung masih juga belum sepenuhnya siap
sehingga akhirnya Krl ini dioperasikan hanya 8 kereta per rangkaiannya.
8.
KRL
Tokyo Metro Seri 05
Inilah yang terasa ketika datangnya
Krl seri 05 pada akhir 2010 silam. Tanpa diduga dan disangka , PT KAI dan KCJ
turut mendatangkan Kr; bawah tanah (subway) asal jalur Tokyo Metro Tozai ini
menyusul beberapa kakaknya (seri 5000) untuk beroperasi di Jakarta, sejumlah 80
unit (8 rangkaian) dengan formasi 10 kereta per rangkaiannya. Kedatangan salah
satu seri Krl eks Jepang Jabodetabek paling modern ini bertahap di mulai
tibanya 2 rangkaian pertama pada akhir tahun 2010, tahun 2011 kembali tiba 3
rangkaian dan 3 rangkaian peutup pada 2012. Seri 05 juga berteknologi Chopper
dengan bodi terbuat dari Aluminium Alloy. Di Jakarta, sebagaimana seri lainnya,
seri 05 masih dioperasikan dengan formasi hanya 8 kereta tiap rangkaiannya. KRL
iini di bangun tahun 1988 oleh Kawasaki dan Nippon sharyo dan merupakan KRL eks
Jepang termuda yang hadir di Jakarta pada waktu kedatangannya.
9.
KRL
Tokyo Metro Seri 6000
Seri yang merupakan saudara kembar
dari seri 7000 Tokyo Metro ini mulai hadir pada tahum 2011, setelah kedatangan
seri 05 pada tahun yang sama. Krl dari jalur Tokyo Metro Chiyoda ini
didatangkan dalam jumlah yang termasuk paling banyak sepanjang riwayat impor
krl eks Jepang pada 2000 – 2013, sebanyak 130 unit (13 rangkaian ) dengan
formasi 10 kereta per rangkaian. Namun rekor ini tak bertahan lama, sebelum
akhirnya dipatahkan oleh JR East seri 205 yang datang sebanyak 180 unit ( 18
rangkaian) mulai akhir 2013 tibanya seri
6000 Tokyo Metro buatan Tokyu Car, Kawasaki, Nippon Sharyo dan Kisha Kaisha ini
diawali pada 2 rangkaian pertama tahun 2011, disusul 5 rangkaian pada tahun
2012 dan diakhiri 6 rangkaian terakhir pada awal tahun 2013. Seri yang
merupakan inspirasi awal seri 7000 ini juga memiliki bodi alumunium Alloy dan
beroperasi dengan teknologi Chopper. Seperti seri lainnya, seri ini masih
beroperasi di Jakarta dengan formasi 8 kereta tiap rangkaiannya.
10. KRL JR East Seri 203
Di sela – sela kedatangan seri 6000
Tokyo Metro, JR East yang sedang memulai peremajaan armada besar – besaran
memutuskan untuk menghibahkan rangkaian – rangkaian seri 203 miliknya yang
beroperasi di jalur JR Joban dan menggantikannnya dengan seri terbaru. E233
batch 2000. Sebanyak 50 Unit ( 5 Rangkaian ) Berformasi 10 kereta tiap
rangkaiannya di datangkan ke Jakarta secara gratis, dengan hanya menanggung
biaya ekspedisi dan administrasinya. Seri ini tiba di Jakarta pada tahun 2011,
dan memulai operasi pada akhir tahun 2011.Bertepatan dengan diberlakukannya
pola operasi loop line yang berlaku di Jabodetabek hingga saat ini.
11. KRL JR East Seri 205
Inilah seri Krl Ac paling
Revolusioner sepanjang sejarah pengoperasian Krl Ac eks jepang di Indonesia .
Dengan jumlah terbanyak, yakni 180 unit ( 18 rangkaian ) berformasi 10 kereta
tiap rangkaiannya Krl ini mencatat sejarah sebagai Krl dengan jumlah terbanyak
yang beroperasi di jabodetabek. Pertama kali tiba pada akhir 2013 dan berdinas
perdana sejak 5 maret 2014, Krl ini secara resmi memulai pengoperasian Krl
Jabodetabek dengan formasi 10 kereta per rangkaiannya. Krl dengan Bodi
stainless steel ini adalah Krl termodern yang di miliki KCJ saat ini bersama
dengan seri 05. Kedatangan seri 205 ini di maksudkan untuk meremajakan armada
yang kurang setelah ditariknya Krl Ekonomi dan Krl – Krl yang bermasalah untuk
diperbaiki, berikut menambah jumlah perjalanan sehingga menambah jumlah
perjalanan sehingga menambah dan memaksimalkan kapasitas angkut karena berformasi
10 kereta per rangkaiannys. Krl yang juga berteknologi Chooper ini memiliki
keunikan di antaranya terdapat 2 unit kereta dengan formasi 6 pintu di tiap
rangkaiannya , yang terkenal sebagai 6-doors. Kereta dengan 6 pintu di tiap
sisinya ini memiliki ruang berdiri yang lebih luas karena jumlah tempat duduk
lebih sedikit, sehingga memaksimalkan daya tampung penumpang. Krl yang di
bangun bersama Tokyu Car, Kawasaki, Hitachi, Kinki dan Nippon Sharyo sejak 1985
ini termasuk KRL Berpopulasi banyak di jepang , seperti seri 103, jika tidak
ada halangan serta perubahan rencana, setelah kedatangan 180 unit ( 18
rangkaian) pertama seri 205 yang berasal dari jalur JR Saikyo – Kawagoe pada
tahun ini akan direncanakan kembali dating sekitar 176 unit ( 22 rangkaian ) seri
2015 dari jalur JR Yokohama dengan formasi 8 kereta per rangkaiannya. Jika
seluruh Krl Seri 205 dari jalur JR Yokohama telah tiba di Jakarta, seri 2015
akan semakin kukuh sebagai KRL eks jepang dengan populasi terbanyak yang
beroperasi di Jabodetabek.
Ada 3 seri KRL AC
buatan dalam negeri yang saat ini beroperasi di lintas Jabodetabek , produk
dari PT.Industri Kereta Api ( INKA ) di
Madiun, Jawa Timur
12. KRL – Indonesia ( KRLI )
Pada tahun 2001 PT INKA
merampungkan pembuatan seri KRL AC pertama buatan Indonesia yang di namai
Kereta Rel Listrik Indonesia ( KRLI ) “ Prajayana “ KRL ini merupakan produk
KRL AC pertama INKA berupa rangkaian percontohan yang kemudian menjadi desai acuan
untuk produk KRL INKA selanjutnya yaitu krl INKA – Bombardier yang dikenal
dengan sebutan Krl Kfw. Krl ini selalu beroperasi dengan rangkaian tunggal (
1Trainset) sejak awal beroperasinya hingga saat ini.Rangkaian pertama mulai
beroperasi pada 17 Februari 2003 dan rangkaian kedua pada tanggal 16 maret
2003. Rangkaian TS1 yang dahulu wajahnya berwarna jingga sering beroperasi
sebagai Krl Serpong Ekspres atau Sudirman Ekspress lintas serpong – tanah abang
– Manggarai pp, sedangkan TS2 dengan tampilan warna wajah hijau dan ungu acap
beroperasi sebagai Krl Bogor Ekspress di lintas bogor – Tanah abang pp. Pada 30
November 2007, Krl ini beralih fungsi menjadi Krl Ekonomi Ac lingkar ciliwung
lintas Manggarai – Tanahabang – Kampungbandan – Pasarsenen – Jatinegara –
Manggarai dan sebaliknya. Tampilan krl pun seketika berubah, kedua rangkaian
mengalami perubahan warna wajah menjadi biru sesuai namanya “Ciliwung Blue Line
“ secara bertahap. Seiring Berlakukannya pola operasi loop line Krl jabodetabek
, krl ini tak lagi beroperasi mengelilingi Jakarta namun bukan berarti Krl ini
seketika menganggur. Dua rangkaian krl ini beralih fungsi menjadi krl pengumpan
(feeder) lintas kampong bandan – Jakarta kota pp dan manggarai - tanah abang – kampong bandan – Jakarta kota
pp
13. KRL INKA – Bombardier ( KFW )
Pada tahun 2009, Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia memesan 40 unit KRL baru kepada PT.INKA
pembuatan KRL ini di sponsori oleh bank milik Pemerintah Republik Federal
Jerman, Yakni Kreditanstalt Fur Wiederaufbau (KFW) yang kemudian namanya di
identikan dengan seri KRL ini. INKA menggandeng bombardier Transportation
membangun KRL ini dan selesai sepenuhnya pada tahun 2011. Total 40 unit ( 10
rangkaian ) berformasi 4 kereta tiap ranagkaiannya , mulai di kirim dari
pabriknya di madiun ke Jakarta sejak 2011 dan menjalani serangkaian uji coba
untuk melihat performa dan kehandalannya dan mulai awal tahun 2013 KRL dengan
bentuk fisik menyerupai KRLI ini menjalani uji coba operasi sebelum akhirnya
berlanjut untuk di operasikan hingga saat ini. Dalam pengoperasiannya, Karena
hanya berformasi 4 kereta per rangkaiannya , 2 Trainset (TS) di gabung menjadi
satu sehingga menjadi 8 unit dalam satu rangkaiannya , selain beroperasi set
ganda , KRL ini juga sempat di operasikan sebagai KRL Feeder dengan hanya set
tunggal (1TS) yang dioperasikan. Namun kini seluruhnya dioperasikan bergabung
2Ts untuk memenuhi formasi 8 unit kereta dalam 1 rangkaian. Pada awal uji coba
operasi , KRL ini hanya berdinas di lintas Duri – Tangerang PP, Tanah Abang –
Maja PP, serta Feeder lintas Kampung Bandan – Jakarta Kota PP, dan Manggarai –
Tanah abang – Jakarta Kota PP sebelum akhirnya beroperasi juga di lintas
lainnya di jabodetabek
14. KRL Repowering ( Holec Ac )
Sejatinya Seri ini bukanlah barang
baru. Dhulu seri KRL yang satu ini di kenal sebagai KRL frekuensi gangguan yang
paling sering terjadi. Saat ini, wujud aslinya mungkin sudah tak lagi terlihat
lalu lalang di lintas jabodetabek. Namun reinkarnasinya hadir kembali dan mulai
meramaikan variasi armada KRL Jabodetabek. Inilah KRL Penyehatan eks Holec.
Bekas KRL Non – Ac Holec ini menjalani peremajaan di pabrik asalnya , PT INKA
Madiun – Jawa Timur. Sejumlah 24 unit ( 6 Rangkaian ) berformasi asli 4 kereta
per rangkaiannya mengalami penyehatan total dengan menghilangkan salah satu
kabin masinis di tiap rangkaiannya, membenahi eksterior dan interior , serta
yang paling penting adalah mengganti seluruh instrumen dan komponen utama KRL
yang sebelumnya di pasok oleh Bombardier dan Holec Ridderkerk digantikan oleh
instrument dan komponen baru dari Woojin Industrial Systems,Ltd, pabrikan asal
korea selatan dan PT.LEN Industri, manufaktur asli Indonesia, Tak ketinggalan,
dipasangnya AC di seluruh unit kereta , sehingga kini menjadi KRL AC. Tiga
rangkaian dengan formasi 8 kereta per rangkaiannya telah rampung menjalani
serangkaian proses penyehatan dan pada 2013 di uji cobakan secara berkala untuk
memastikan kehandalannya . Akhirnya setelah menunggu sekitar hamper 1 tahun mulai
29 Maret 2014, KRL rangkaian pertama di operasikan perdana melayani lintas Duri
– Tangerang PP.
Sumber : Majalah KA Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar